Seorang petinggi pemerintah. Demi meningkatkan pamor pribadinya ia datang
mengunjungi seorang guru yang terkenal di daerah itu. Namun malangnya. Ketika
ia hendak masuk ke pondok sang guru, kepalanya terbentur menabrak palang pintu
yang memang begitu rendah. Kepalanya mengucurkan butir darah dan ia nampak amat
kesakitan sambil berteriak-teriak.
Sang guru setelah memperhatikan petinggi pemerintah tersebut, lalu berseru; “Nampaknya engkau amat kesakitan! Saya pikir ini merupakan hadiah terbesar yang kamu peroleh hari ini. Selamat!!”
Sang guru setelah memperhatikan petinggi pemerintah tersebut, lalu berseru; “Nampaknya engkau amat kesakitan! Saya pikir ini merupakan hadiah terbesar yang kamu peroleh hari ini. Selamat!!”
“Apa katamu?? Hadiah terbesar? Tidakkah engkau lihat bahwa darah sedang mengucur turun dari dahiku?” Ujar sang petinggi pemerintah tersebut dengan nada suara yang membumbung tinggi.
“Benar!!!” Jawab sang Guru. “Ketika engkau telah mencapai puncak bukit, engkau harus berusah untuk turun lagi ke kaki gunung tersebut.” Kata sang guru sambil memandang tamu agungnya. Dan….engkau harus belajar menundukan kepala agar agar dahimu tidak tersobek oleh palang pintu lagi.
Yang meninggikan dirinya, ia akan direndahkan. Sebaliknya, yang merendahkan dirinya ia akan ditinggikan.
0 komentar:
Posting Komentar