Dalam kehidupan ini, kita hanya mempunyai dua pilihan. Sengsara membawa nikmat
atau Nikmat membawa sengsara kemudian. Pilihan hidup ada di tangan kita masing-masing.
Bersediakah kita hidup sengsara ? Bisakah kita menerima kesengsaraan sebagai
bagian dari kebahagiaan ? Mereka yang tidak bersedia hidup susah, pasti akan
memilih jalan pintas. Jalan kenikmatan sesaat, tetapi berujung pada
penderitaan.
Seperti emas mentah yang sedang diolah, ia perlu dibakar kemudian disaring menjadi emas murni yang berkilau. Begitulah kadang-kadang sengsara dalam hidup merupakan berkah tersembunyi. Kita menjadi belajar apa itu makna kehidupan. Kita menjadi peka dan memahami perasaan orang lain. Kita menjadi orang yang mau berbagi dan terbuka terhadap orang lain.
Nikmat yang membawa sengsara. Misalnya narkoba, kenikmatannya selangit awal mulanya. Segalanya tampak baik-baik saja awalnya. Tapi kemudian lambat laun akan menjadi sengsara. Tubuh mulai ketagihan dan tidak dapat menahan rasa sakit. Belum lagi sangkut pautnya dengan keuangan, hubungan sosial nya dengan orang lain yang menjadi rusak. Contoh lain adalah korupsi, walaupun kelihatannya awal mulanya ia bisa senang, pada akhirnya ia akan bermasalah dengan hukum dunia maupun hukum alam.
Beruntunglah mereka sekarang ini
yang sedang sengsara tapi tidak mengeluh dan pasrah pada-Nya. Sebab seseorang
yang tidak mengeluh dan pasrah kepada-Nya akan mengalami kasih dan suka cita
dalam hatinya. Hanyalah karena Kasih, karena Tuhan, maka seseorang bisa
berbahagia dalam hidup ini dan merasakan kenikmatan sejati.
0 komentar:
Posting Komentar