Di dalam masyarakat terutama
di negara berkembang, banyak sekali masyarakatnya yang terjangkit penyakit
mitos-mitos yang menyesatkan. Di antara mitos itu adalah:
Mitos pendidikan, "Saya
tidak bisa sukses karena pendidikan saya rendah".
Mitos nasib, "Biar
berjuang bagaimanapun, saya tidak mungkin sukses karena nasib saya memang sudah
begini dari sononya".
Mitos kesehatan, merasa diri tidak kuat secara fisik.
Mitos usia, "Ini
pekerjaan untuk anak muda, saya terlalu tua untuk pekerjaan ini".
Mitos gender, "Jelas aja
bisa, dia kan perempuan sayakan pria" atau sebaliknya.
Mitos shio, "dia shio
macan memang bisa sukses, saya kan shio babi" dan lain sebagainya. Dan
penyakit mitos-mitos lainnya.
Jika mitos-mitos itu telah
dijadikan pedoman hidup, maka nasib kita akan sulit berubah. Sikap mental
negatif seperti di atas, jelas merupakan pengertian yang salah. Apalagi jika
sudah masuk ke alam bawah sadar kita, maka akan membawa dampak sangat negatif
dalam kehidupan kita secara menyeluruh. Membuat kita kalah dan gagal sebelum
berjuang!!! Dalam memasuki dunia bisnis, ada dua mitos yang berpengaruh paling
besar, yaitu masalah modal dan pendidikan. Saya justru tidak memiliki keduanya
saat memulai usaha dulu. Yang saya miliki hanyalah ide membuat kartu kata-kata
mutiara dan keberanian untuk mencoba. Saya memiliki kemampuan kungfu, dan
potensi diri itulah yang saya manfaatkan. Saya mengajar kungfu secara privat
untuk mendapatkan modal awal. Jadi saya berangkat tanpa modal, tanpa uang,
tanpa pendidikan formal yang memadai, tapi mana yang mendahului usaha saya?
Ide! Dan keyakinan bahwa saya bisa sukses, saya berhak untuk sukses! Dengan
pemahaman itu, muncul keberanian untuk mencoba. Dari penolakan-penolakan dan
melalui proses perjuangan yang luar biasa ulet, ulet, dan ulet, usaha itu baru
bisa berkembang baik. Kegagalan dan penolakan adalah konsekuensi dari setiap
keputusan yang kita ambil. Kita hanya punya dua pilihan, berhasil atau gagal.
Kuncinya dalah action dan mental yang positif. Sebab kedua pilihan itu bisa
jadi "benar" karena di balik setiap kegagalan terdapat proses
pendidikan, sebuah pelajaran untuk kita berbuat dan bertindak lebih bijak di
kemudian hari. Seperti kata-kata mutiara yang sering saya ucapkan: "Harga
sebuah kegagalan dan kesuksesan bukan dinilai dari hasil akhir, tetapi dari
proses perjuangannya". Jika itu disadari oleh semua orang, maka tidak ada
lagi yang namanya larut dalam frustasi, kecewa, depresi, apatis, kehilangan
motivasi, apalagi putus asa. TETAP MENJADI YANG TERBAIK. Memang bukan suatu hal
yang mudah untuk dilakukan. Perlu motivasi yang kuat, komitmen pada tujuan,
serta melewati proses latihan dalam praktek kehidupan yang nyata. Sebagai
manusia yang mengerti, menyadari, dan dapat berpikir jernih, maka kita harus
bisa dan berani menentukan sikap dengan segenap tenaga, waktu, dan pikiran
untuk tetap mengembangkan diri semaksimal mungkin. Ilmu untuk memelihara
motivasi diri bisa dipelajari oleh siapa pun. Salah satu latihan yang paling
mudah untuk menguatkan diri sendiri adalah melakukan self talk. Kita gali
potensi-potensi positif dalam diri kita dengan melakkukan dialog dengan diri
kita sendiri. Yakinkan bahwa diri kita memiliki kemampuan untuk sukses. Jika
orang lain bisa sukses, kita pun mempunyai hak untuk sukses sama seperti mereka.
Keyakinan kepada Tuhan, serta doa dan praktek dalam kehidupan ini merupakan
upaya yang mampu memberikan kekuatan motivasi diri yang luar biasa. Sikap
mental lain yan perlu kita pelihara adalah menyadari bahwa sukses yang kita
raih bukan hanya sekedar mengandalkan diri sendiri, selalu ada andil orang lain
di dalamnya. Rendah hati adalah kata kuncinya, tetapi sebaliknya, tidak rendah
diri pada saat mengalami kegagalan. Dengan demikian tidak hanya semakin dewasa
dalam mengarungi kehidupan ini, yang pasti kualitas kehidupan kita akan semakin
baik, semakin sukses, yang pada akhirnya akan bermanfaat pula bagi orang lain.
0 komentar:
Posting Komentar