sang guru pasti di alat-alat
yang dipergunakan. “Guru, bolehkan saya meminjam alat-alat yang biasa Guru
pakai untuk mematung? Saya ingin mencoba membuat patung dengan memakai
alat-alat yang selalu dipakai guru agar hasilnya bisa menyamai patung buatan
Guru.” “Silakan pakai, kamu tahu dimana alat-alat itu berada kan? Ambil saja
dan pakailah,” jawab sang guru sambil tersenyum. Selang beberapa hari, dengan
wajah lesu si murid mendatangi gurunya dan berkata, “Guru, saya sudah berusaha
dan berlatih dengan tekun sesuai petunjuk Guru, memakai alat-alat yang biasa
dipakai Guru. Kenapa hasilnya tetap tidak sebagus patung yang Guru buat?”
“Anakku, gurumu ini belajar dan berlatih membuat patung selama puluhan tahun.
Mengamati obyek benda, mencermati setiap gerak dan tekstur, kemudian berusaha
menuangkannya ke dalam karya seni dengan segenap hati dan seluruh pikiran.
Tidak terhitung berapa kali kegagalan yang telah dibuat, tapi tidak pernah pula
berhenti mematung hingga hari ini. Bukan alat-alat bantu yang engkau pinjam itu
yang kamu butuhkan untuk menjadi seorang pematung handal, tetapi jiwa seni dan
semangat untuk menekuninya yang harus engkau punyai. Dengan begitu, lambat laun
engkau akan terlatih dan menjadi pematung yang baik.” “Terima kasih Guru, saya
berjanji akan terus berlatih, mohon Guru bersabar mengajari saya.” Untuk
menciptakan sebuah maha karya, tidak cukup hanya mengandalkan talenta semata.
Kita butuh proses belajar dan ketekunan berlatih bertahun-tahun. Bahkan, meski
dibantu alat-alat secanggih apapun, hasil yang didapat sebenarnya sangat
tergantung pada tangan-tangan terampil dan terlatih yang menggerakkannya.
Demikian pula dalam kehidupan ini, jika ingin meraih prestasi yang gemilang,
ada harga
yang harus kita bayar! Apapun
bidang yang kita geluti, apapun talenta yang kita miliki, kita membutuhkan
waktu, fokus dan kesungguhan hati dalam mewujudkannya hingga tercapai
kesuksesan yang membanggakan!!!
0 komentar:
Posting Komentar